Tampilkan postingan dengan label Teknologi. Tampilkan semua postingan

Jumat, 30 Oktober 2015

thumbnail

Tiga Perusahaan Indonesia Mengudara Bersama Balon Internet Google




JAKARTA – Tiga perusahaan jaringan selular Indonesia berniat untuk mengikuti percobaan transmisi Project Loon yang dilakukan oleh Google pada tahun depan.
Percobaan yang diikuti Indosat, Telkomsel dan XL Axiata merupakan langkah penting untuk menyediakan layanan akses internet di pelosok.
Sri Lanka sebelumnya juga telah menandatangani kesepakatan terpisah yang memberikan sinyal harapan untuk menjadi peserta dalam skema balon helium raksasa.

Project Loon yang diluncurkan Google pada tahun 2013 lalu di Selandia Baru ini, merupakan balon helium raksasa yang akan memancarkan akses internet dengan tujuan untuk menyediakan akses internet ke kawasan miskin dan terpencil di sejumlah negara.
Balon itu akan berada di ketinggian 20 kilometer dari atas bumi sehingga bisa dimanfaatkan untuk menyediakan akses internet murah di kawasan terpencil atau wilayah yang terputus jalur komunikasinya akibat bencana.

Sinyal internet ini dipancarkan melalui jaringan nirkabel ini, menurut para ahli dapat memiliki manfaat yang lebih banyak dibandingkan solusi lain.
Dalam wawancara dengan Desk Editor Teknologi BBC Leo Kelion, Google yakin memiliki balon yang cukup di atas untuk menyediakan layanan internet di seluruh dunia.
"Di hari-hari pertamanya Balon akan bertahan lima atau tujuh atau 10 hari. Sekarang kami telah memiliki balon yang bertahan selama 187 hari," jelas Mike Cassidy, wakil presiden Project Loon.

"Dulu butuh 14 orang per jam atau dua untuk meluncurkan sebuah balon, sekarang dengan crane otomatis kami dapat meluncurkan sebuah balon setiap 15 menit dengan dua atau tiga orang."
Kecepatan data yang digunakan itu setara dengan 3G, tetapi perlengkapan itu dapat memasok koneksi sekitar 10 megabit per detik untuk terhubung dengan peralatan melalui antene di darat. Sebagai perbandingan, kecepatan koneksi 4G di Inggris yaitu 15 megabit per detik.
Dia menyatakan akan membutuhkan 300 balon atau lebih untuk membuat 'senar' yang terhubung ke seluruh dunia.

Project Loon seperti diberitakan sebelumnya, diharapkan dapat memperluas jangkauan internet untuk wilayah yang belum mendapatkan akses internet di Indonesia.
thumbnail

Air Mengalir di Mars, Bukti Adanya Kehidupan?




WASHINGTON – Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menyatakan telah mendapat bukti yang kuat sejauh ini bahwa air mengalir di permukaan Mars.
Gambar-gambar dari Mars Reconnaissance Orbiter memperlihatkan bahwa selokan-selokan panjang di dalam kawah dan lereng kemungkinan dibentuk oleh air asin yang mengalir di permukaannya hingga sekarang.
Studi tentang Mars yang terbaru ini dipaparkan oleh para ilmuwan NASA di sebuah konferensi pers di Washington, Senin 18 September.

"Mars bukan planet yang kering dan gersang seperti yang kita perkirakan di masa lalu," tutur Jim Green, Direktur Ilmu Planet NASA kepada para wartawan.
"Di bawah kondisi-kondisi tertentu, cairan ditemukan di bawah Mars."
NASA juga menjelaskan bahwa beragam jenis garam diidentifikasi di selokan-selokan, yang bersama es yang mencair jadi bisa mengalir.

Keberadaan carian di Mars membuktikan bahwa planet tersebut masih aktif secara geologis dan sekaligus sedikit meningkatkan kemungkinan bahwa Mars menampung organisme kehidupan yang sederhana.
Para ilmuwan selama ini memang menduga ada air yang mengalir di Mars namun masih tertanya-tanya bagaimana cairan bisa mengalir di permukaannya karena termperatur yang berada di bawah nol derajat Celcius.

Namun pengamatan selama 15 tahun belakangan atas selokan-selokan dan permukaan lapisan yang berubah sesuai dengan musim, meningkatkan dugaan cairan mengalir di Mars.
thumbnail

50 Tahun lagi, manusia bisa hidupkan orang mati secara virtual



Mungkin tidak ada yang lebih menyedihkan selain melihat orang yang kita kasihi meninggal dunia. Namun, menurut dosen dari Universitas Teeside, Simon McKewon, 50 tahun lagi manusia bisa menghidupkan kembali kerabat mereka, bahkan membuatnya hidup abadi! Bagaimana caranya?

Tentu yang dimaksud McKewon, tidak menghidupkan manusia secara nyata, melainkan secara virtual dengan menggunakan komputer. Menurut McKewon, setengah abad lagi komputer sudah cukup canggih untuk menciptakan 'kehidupan digital buatan'.

Orang yang telah meninggal akan 'dihidupkan' lewat proses 'photogrammetry' yang bakal membuat bayangan virtual orang tadi. Bayangan virtual itu dibuat berdasarkan foto atau video orang tadi dalam bentuk tiga dimensi.

Keluarga almarhum nantinya bisa berinteraksi dengan bayangan virtual tersebut, bahkan berbincang langsung. Segala kata yang diucapkan, gerakan, pola pikir, dan kesukaan manusia virtual tadi berasal dari data yang didapat dari akun sosial medianya.

"Di masa depan, Anda tidak akan pernah mengalami kehilangan orang yang dicintai. Anda juga dapat menambahkan mereka yang meninggal ke pohon keluarga virtual. Menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang berbasis emosi, anggota keluarga yang mati bisa tetap menjalin hubungan dengan yang masih hidup dan berevolusi secara digital" jelas McKewon, Daily Mail (28/10).

Apa yang dimaksud berevolusi secara digital? Nantinya 'otak' manusia virtual itu akan disambungkan dengan sosial media anggota keluarga lain. Jadi, semisal ada anggota keluarga yang memposting acara liburan hingga kelulusan ujian, maka manusia virtual tadi akan tahu dan bisa menggunakan topik-topik tadi sebagai bahan pembicaraan.

Soal suara pun tidak usah khawatir, sebab manusia virtual bisa dibuat menirukan suara orang yang meninggal berikut aksen bahasanya. Menarik atau menakutkan?

Selasa, 27 Oktober 2015

thumbnail

Ciptakan Lemari Es Tanpa Listrik, 2 Siswa SD Semarang Raih Medali di Korea

Dua siswa kelas 6 SD Al Azhar 14 Semarang mengharumkan nama Indonesia di ajang World Creativity Festival yang diselenggarakan di Korea Advanced Institue and Technology (KAIST) di Daejon, Korea Selatan 17 hingga 18 Oktober lalu. Mereka bernama Arya Nardhana Syariendrar dan Sanika Putra Ramadhan berhasil meraih medali perunggu karena membuat lemari es tanpa listrik.


 Arya dan Sanika berhasil menjadi tiga besar dan mengalahkan puluhan peserta dari delapan negara dalam ajang tersebut. Alat ciptaan mereka ternyata membuat peneliti dan dosen KAIST terkesima.

Alat yang dilombakan tersebut bahannya cukup sederhana yaitu stereofoam, pasir, dan air dingin. Lemari kotak dari stereofoam itu diutak-atik sehingga bisa menjadi lemari es dan bisa membuat sayuran bertahan hingga tujuh hari.

"Buah dan sayur yang disimpan bisa segar selama enam sampai tujuh hari," kata Arya, Rabu (21/10/2015).

Arya mengatakan awalnya ia dan teman-temannya searching di internet tentang penyimpanan buah dan sayur tanpa harus menggunakan lemari es listrik. Dari hasil cari-cari itu ditemukan kalau pasir ternyata bisa menjaga suhu tetap stabil dalam waktu lama.




"Ya awalnya browsing tentang menyimpan buah dan sayur tanpa menggunakan listrik. Kemudian kami menemukan kalau pasir bisa menjaga suhu," tandasnya.
Mereka kemudian mengembangkan ide dan membuat lemari es tanpa listrik. Ia menjelaskan, caranya ternyata cukup mudah yaitu membuat atau menyiapkan boks yang terbuat dari stereofoam. Di dalam boks tersebut diletakkan kaleng biskuit untuk tempat menyimpan buah atau sayur, kemudian di sekelilingnya diberi pasir dan air dingin.

"Penelitian dilakukan di rumah dan sekolah berhari-hari. Dari hasil percobaan diketahui buah dan sayur bertahan enam sampai tujuh hari," tegasnya.

Hasil penelitian itu kemudian di ajukan ke ajang World Creativity Festival hingga akhirnya mereka bisa mempresentasikan karyanya di Korea. Saat membawa alat tersebut ke Korea, mereka memodifikasinya dengan melapisi box dengan kain batik untuk memperlihatkan jatidiri Indonesia. Selain itu Arya juga melakukan presentasi di depan juri menggunakan baju adat jawa.

Putra dari mantan sekaligus calon Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi itu mengaku tidak grogi meskipun melakukan presentasi dengan bahasa Inggris di depan banyak orang dari berbagai negara. Kendala nyaris terjadi ketika materi di powerpoint macet, namun dengan keahlian bahasanya ia bisa mengalihkan dengan topik lain.

"Powerpointnya sempat tidak bisa diputar, tapi saya coba alihkan ke topik lain jadi tidak kelihatan grogi," ujarnya.

Alat ciptaan Arya dan Sanika tersebut kini dikumpulkan di Korea Selatan. Belum ada keputusan apakah mereka akan mematenkan alat tersebut atau tidak, yang pasti dua siswa ini sudah mengharumkan nama Indonesia di dunia Internasional.
thumbnail

Siswa SMA Semarang Ciptakan Helm untuk Pemotor yang Ngantukan

Permasalahan yang kerap dialami oleh pemotor salah satunya adalah mengantuk ketika berkendara hingga tidak jarang menyebabkan kecelakaan. Melihat hal itu, remaja asal Semarang menciptakan helm yang bisa mengantisipasi rasa ngantuk pemotor.


Sindoro Sindhu Khrisna (15) itulah nama remaja pencipta helm yang diberi nama helm D-Tech. Siswa SMAN 3 Semarang itu dengan ketertarikannya terhadap teknologi berhasil merangkaikan sensor gerak ke helm.

"Pemotor itu kan banyak yang ngantukan (suka mengantuk). Ini helm bisa memberikan peringatan," kata Sindhu kepadaa detikcom, Senin (26/10/2015).

Wujud helm tersebut sekilas terlihat biasa saja, namun ada tambahan alat berbentuk kotak di bagian atas, kanan, dan kiri. Pada masing-masing alat terdapat sensor gerak, sedangkan di bagian dalam diberi speaker kecil dengan suara tidak terlalu keras.

Cara kerja helm D-Tech yaitu jika ada kendaraan dari kanan atau kiri mendekat secara tiba-tiba maka speaker akan mengeluarkan suara. Begitupun dengan sensor yang menghadap ke depan bisa memberi peringatan jika ada benda di depan datang secara mendadak.

"Jadi nanti bisa bunyi, ada suara 'kanan', 'kiri', atau 'depan'. Kalau yang mendekat tapi sangat pelan, tidak akan berbunyi," pungkas putra dari pasangan Eko Pramono dan Aryana Budi Dewayani itu.
Fungsi peringatan tersebut, lanjut Sindhu untuk memberi tahu jika tiba-tiba pemotor mengantuk dan oleng ke kanan atau ke kiri atau bahkan tidak sadar ada mobil di depannya yang mengerem mendadak.



"Jadi ada peringatan dan ada waktu untuk merespons," tandasnya.

Sindhu pernah mendapatkan medali perak dalam ajang lomba penelitian ilmiah remaja (LPIR) tahun 2014 berkat temuannya tersebut. Kala itu ia masih duduk di kelas IX SMPN 2 Semarang dan mengerjakannya dengan teman bernama Syamsul Tamimi Prasetya Aji.

Remaja yang tinggal di Jalan Pringgodani Dalam, Semarang itu ternyata tidak berhenti setelah mendapat medali. Ia berusaha menyempurnakan D-Tech dibantu rekannya, Jasmine Mutia Salsabila dan Fara Athalabiba.

"Ini sudah pernah dapet perak di LPIR waktu SMP. Dulu tidak sebagus ini, alarmnya dulu ngagetin, kalau sekarang pakai suara, saya rekam suara teman saya, hehe,"  ujarnya.

Ia berharap temuannya itu bisa berguna dan diproduksi massal. Untuk harga satu paket alat D-Tech tanpa helm, diperkirakan seharga Rp 150 ribu, namun jika bisa diproduksi massal, maka harganya kemungkinan bisa lebih murah.

"Ingin dikembangin lagi. Kalau diproduksi ya mungkin Rp 150 ribu. Belum sama helm-nya," tutup Sindhu. 

Senin, 22 Oktober 2012

thumbnail

Saham Facebook Anjlok, Pendiri Instagram Ikut Rugi Rp 2,8 Triliun


Jakarta - Mungkin tak cuma para investor saja yang frustasi dengan anjloknya saham Facebook, begitu pun dengan para pendiri Instagram. Wajar saja, mereka juga kena imbas kerugian hingga USD 300 juta atau sekitar Rp 2,85 triliun. Bagaimana bisa?

Seperti kita ketahui, saat Facebook mengakuisisi Instagram pada bulan April 2012 lalu, nilai uang yang menjadi ‘mahar’ mega transaksi itu adalah USD 1 miliar atau sekitar Rp 9 triliun.

Namun seperti detikINET kutip dari news.com.au, Rabu (22/8/2012), ternyata nilai USD 1 miliar itu tak sepenuhnya cash keras. Uang yang diberikan oleh Facebook hanyalah USD 300 juta. Sisanya, Kevin Systrom dkk dibayar dengan saham Facebook sebanyak 23 juta lembar.

Tingginya animo pasar tentang rencana Facebook melantai di bursa, turut mempengaruhi keputusan itu. Wajar saja, saham Facebook diperkirakan bakal melonjak pesat. Bahkan digadang-gadang menjadi perusahaan teknologi dalam sejarah dengan nilai saham tertinggi mengalahkan Google, Microsoft, bahkan Apple.

Memang, permintaan saham Facebook sempat tinggi di awal penawaran saham perdana (IPO). Namun seiring berjalannya waktu, saham dengan kode emiten FB yang tercatat di bursa saham Nasdaq itu terus merosot.

Saham Facebook, Inc. pada perdagangan terakhir akhir pekan lalu kembali merosot 4,13%. Saham Facebook ‘tenggelam’ menjadi USD 20,01, anjlok 50% dibandingkan harga penawaran saat IPO.

Penilaian harga saham perusahaan sering direfleksikan dengan target pencapaian laba. Namun khusus saham teknologi, dengan usia perusahaan relatif muda, kinerja keuangan sulit diperkirakan.

Optimisme pada perusahaan teknologi, awalnya menyelimuti investor, terlebih ide baru mereka dianggap menjadi terobosan. Pemuda seperti Mark Zuckerberg jadi muka baru di tengah janji-janji perusahaan konvensional dengan paradigma masing-masing.

Hasilnya, Facebook jadi rebutan. Permintaan saham FB melebihi penawaran. Inilah yang digambarkan sebagai ‘sihir’ IPO Facebook, dengan harapan laba yang meningkat ratusan kali lipat.

Waktu berlalu, saham Facebook mulai terkendala bisnis, khususnya pendapatan iklan yang menyusut. Tentu ini menjadi pertimbangan investor akan masa depan Facebook.

Pun begitu yang dialami Instagram. Dari jumlah 23 juta lembar sahamnya yang semula bernilai USD 735 juta, akhirnya terpaksa ‘hangus’ USD 300 juta gara-gara anjloknya saham FB.

Sejak dibeli Facebook, Instagram yang semula hadir di iOS terus tumbuh pesat. Apalagi sejak aplikasi ini hadir di versi Android. Tercatat ada 80 juta pengguna yang terdaftar dan memproduksi hampir empat miliar foto setiap harinya. (detikinet)